JavaScript Disabled

Dunia berputar dengan cepat ....

secepat kita mengedipkan mata...

secepat kita membalikkan telapak tangan...


Wanderlei Luxemburgo...
pelatih cerdas, ahli strategi, sangat disanjung pada awal kedatangannya ke Real Madrid.
Tak disangka-sangka enam bulan kemudian dipecat dengan caci maki.
Pulang ke Brasil hanya membawa satu tas, baju kotor. Karena tak mampu bayar binatu di Madrid.

Titus...
Pangeran Romawi yang gagah berani, di tahun 70 CE (Masehi) dia meluluh lantakkan Bethlehem (yerusalam).
Dia hancurkan kebudayaan Yahud.
enam bulan kemudian mati oleh sipilis terbawa dari seleranya yang tak hanya pada wanita

John Barxton...
Akhirnya mengemis pada Bill Gates mohon pekerjaan bagi anaknya.
Bill Gates adalah orang yang dia pecat enam tahun lalu dari perusahaannya saat Bill Gates tak sengaja menyenggol mobil dinasnya dengan tongkat (Bill Gates saat itu memakai tongkat untuk berjalan)

Marie Goretti...
kepala biara karmel Prancis merasa tak percaya kalau Claudia Suzzane diminta untuk memimpin Ordo Biarawati tersebut di seluruh dunia termasuk Prancis.
Claudia Suzzane enam tahun lalu adalah biarawati muda yang dia rekomendasikan untuk di”buang” ke Mesir dan melewati hidupnya di biara gurun pasir dengan iklim yang keras karena bertentangan dengan dirinya.
Marie Goretti, dalam Misa Pelantikan Claudia, mencium tangan Claudia sebagai tanda hormat pada pimpinan tertinggi Ordo tersebut.
Claudia masih tetap tersenyum dengan murah hati seperti saat dia meninggalkan Prancis dan meminta Marie Goretti untuk tidak mencium tangannya.
Marie Gorretti hanya bisa menitikkan airmata haru.

Willy....sangat berterimakasih pada Sarno.
Pagi tadi Sarno menyelamatkan nyawa anaknya Caecil dengan membawanya ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Bekasi.
Sang anak ditabrak lari sepeda motor saat akan menyebrang dekat TK tempatnya bersekolah.
Saat itu Sarno kebetulan melintas dan segera menolongnya.
Jika terlambat saja, maka Caecil akan lumpuh dan kehilangan daya ingatnya, atau bahkan meninggal.
Sarno, merupakan mantan Office Boy di Kantor Willy.
Sebagai Kepala Bagian Umum - saat itu Willy meminta Sarno “keluar dengan hormat” karena Sarno menjalin kasih dengan Ully resepsionis pada kantor tersebut dan berencana menikah.
Akhirnya Sarno dan Ully memutuskan untuk keluar dan membangun usaha kecil-kecilan. “No, apa yang bisa saya bantu untuk membalas jasamu, Engkau sudah bekerja Dimana Bagaimana kabar Ully“ demikian Willy mencecar Sarno dengan pertanyaan.
Sarno hanya tersenyum dan menitikkan airmata, ia tidak ingin menyakiti hati Willy. Saat ini, atas nama almarhumah Ully yang meninggal saat melahirkan, Sarno dan kedua anak kembarnya yang masih kecil adalah pemegang 93.5% saham perusahaan tempat Willy bekerja dan beberapa grup perusahaan karena usaha kerasnya.
Dan dia tetap tersenyum seperti saat ia berpamitan dengan Willy enam tahun lalu....

Manusia bisa berkehendak dan bertindak, tapi Sang Pencipta Agung punya rencana-NYA

Enam tahun ....

Enam bulan ....

Enam pekan ....

Enam hari ....

Enam jam .....

Enam menit ....

Enam detik ....

secepat apakah DIA akan membalikkan KITA jika KITA tak tahu diri.

“Semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur atas segala nikmat yang diberikanNya....”

AMIEN

Sumber : syamsi kusyanti (via email)

0 Whisper

Post a Comment

Please, your comment must related with current posting otherwise your comment will mark as Spam.